Hari Terakhir

Hari ini syuting terakhir dan selesai lebih cepat karena hanya mengambil beberapa adegan dari pagi hingga siang hari. Di setiap syuting terakhir pasti semua staf, aktor, dan aktris akan saling memuji satu sama lain serta membagikan kesan pesan selama syuting. Para aktor dan aktris juga diberikan satu bucket bunga sebagai kenang-kenangan, lalu sesi foto dilakukan untuk mengabadikan hari yang paling dinanti dan juga menyedihkan.
Saking sedihnya, Kalani sampai menangis karena sudah menganggap semua staf yang ada seperti keluarganya. Jibran juga sedih dan pasti akan merindukan suasana syuting yang selalu ramai dan hangat layaknya keluarga besar, tapi ia mencoba stay cool berada di tengah-tengah suasana haru.
Sebab di saat para staf memujinya dan Kalani sepanjang syuting film Perfect Wife, hanya ada satu orang yang terus berlalu-lalang di pikiran Jibran tanpa henti. Satu orang yang sudah lama tidak Jibran temui. Satu orang yang ingin Jibran kembali miliki setelah ini. Satu orang yang ingin ia jadikan pemeran utama dalam hidupnya lagi.
Ardania Eila Mahadarsa.
Saat sang pemilik nama terus berkeliaran tiada akhir, Kalani tiba-tiba muncul begitu Jibran selesai mengobrol dengan salah satu staf yang selalu memujinya. Kalani tersenyum lebar dengan mata merah habis menangis, membuat Jibran harus tetap memasang ekspresi datar untuk tidak meledeknya sebab dia terlalu sensitif berhadapan dengan Kalani di luar syuting begini. Tiba-tiba Kalani memeluk Jibran erat dan kembali menumpahkan air matanya, hingga seluruh staf yang hadir bersiul dan menyahuti mereka dengan senyum lebar.
Seandainya tidak ada permainan di balik film ini, Jibran akan menyingkirkan Kalani dan pergi secepat mungkin dari penjara yang mengurung kewarasannya. Namun, untuk sekarang Jibran memilih mengikuti permainan Kalani dan orang-orang yang menjadi perisainya. Jibran balas dekapan Kalani dan mengelus surai legam panjang itu, bahkan mau tersenyum dengan mata berkaca-kaca seakan dia ikut merasakan kesedihan Kalani.
Jika penghargaan aktor terbaik bisa ia dapatkan sekarang, Jibran akan sangat bangga bisa memainkan perannya dengan baik di hadapan para musuh. Para staf jelas makin heboh dan menyoraki mereka dengan mata berbinar. Beberapa sudah bergosip ria melihat kedekatan Jibran dan Kalani yang terasa spesial. Jibran sudah siap bila nantinya ada kabar baru terkait dirinya dan Kalani, sebab semua itu sudah menjadi rencana yang akan Jibran hancurkan secepat mungkin.
“Aku bakal kangen syuting sama kamu, Jibran,” ucap Kalani dengan suara sedikit lantang agar orang-orang mendengarnya.
Jibran paham Kalani tengah memancingnya, maka ia menerima umpan dengan baik. Terlebih saat Samuti Rakha berdiri tak jauh dari posisi mereka, mengamati Jibran untuk memastikan dia mengiktui deretan drama yang dibuat.
“Aku juga pasti kangen, Kalani. Makasih atas kerja kerasnya beberapa bulan terakhir ini, ya.”