Manis di Luar, Misteri di Dalam

Martin tertawa membaca balasan Martha ketika membuka sesi QnA di akun Twitter-nya. Mulai dari jawaban netral, lucu, sampai iseng menyebut akun Martin. Ada pertanyaan yang sempat menyinggung fisik dan kejadian beberapa waktu lalu yang masih belum dilupakan oleh banyaknya pengguna media sosial, padahal Martha sudah terbukti tidak bersalah.

Kendati demikian tidak mengganggu asyiknya Martha saat bermain Twitter, malah dijawab dengan gurauan hingga yang memberi pertanyaan tidak sanggup menjawab. Martha yang baru saja menidurkan Markus mengernyitkan dahinya bingung kala menemukan sang suami tengah duduk sembari tersenyum geli dengan netra sibuk pada ponsel.

Penasaran, Martha bergabung duduk di sofa ruang keluarga dan merapatkan posisinya untuk tahu apa yang membuat Martin menikmati kesendiriannya.

“Ihh! Jangan dilihat.”

Martha berusaha mengambil ponsel Martin saat sang suami tertangkap basah memeriksa akun Twitter-nya dan membaca seluruh cuitan yang ada. Martin tertawa saja dan segera menjauhkan ponselnya dari Martha, jangan sampai kegiatan menyenangkannya kacau akibat ulah sang istri yang tidak terima akunnya di-stalk.

“Kamu makin ekspresif, deh. Aku suka,” ujar Martin seraya merangkul Martha, membuat wanitanya tidak berdaya dalam kurungan lengan kekarnya. “Tweet kamu nandain sekarang udah baik-baik aja, bisa hadepin omongan netizen tanpa takut lagi.”

“Kan aku nggak mau kalah, Martin.”

Upaya untuk tidak mengalah itu membuat Martin tersenyum bangga. “Tapi saran aku jangan terlalu sering dibales itu omongan netizen. Soalnya makin dibales, biasanya makin nyari gara-gara. Baiknya fokus sama hal baik supaya kamunya juga nggak capek, ya.”

Usul itu diterima dengan baik oleh Martha. Dia pun berencana tidak akan mengulang ulah di sesi QnA hari ini bila on Twitter nanti. Sebab benar yang dikatakan Martin; makin giat Martha menjawab, makin gencar pula dia dijatuhkan. Jangan sampai persona riang yang berusaha Martha tunjukkan di hadapan semua orang harus runtuh lagi karena tidak sanggup menerima ocehan netizen.

Kali ini caranya bermain media sosial harus cerdik meski tidak on sesering mungkin. Bisa memiliki pertahanan diri untuk tidak membalas komentar miring, sampai pemberi komentar itu akhirnya lelah dan membiarkan Martha sesukanya.

“Aku makin sebel deh sama Dalia.” Kala nama familier itu disebut dari bilah bibir prianya, Martha otomatis siaga. “Dia selalu aja manggil aku ganteng tiap lagi kerja. Udah aku ingetin juga nggak berhenti,” keluh Martin gemas. “Tadi aku udah bilang ke Julian, semoga aja dia bilang lagi ke Dalia dan adiknya ngerti. Konteksnya buat bercanda, tapi aku ‘kan nggak nyaman.”

Sebelum Martha sempat merespons keluhan bersama ekspresi kecut yang Martin suguhkan, ponsel suaminya memunculkan bunyi notifikasi yang cukup lantang dan ada pesan masuk dari seseorang.

See?” Martin menunjukkan isi pesan Dalia yang membuatnya gerah. “Dia chat jam segini, mana sok manggil ganteng.”

Martha yang tadinya ingin cuek lama-lama gemas juga dengan tingkah Dalia karena sudah keterlaluan. Bila Martin bisa menanggapi biasa, maka Martha tidak akan cemburu atau bereaksi berlebihan. Namun, melihat Martin yang ogah membalas chat dan gerah dengan panggilan mesra dari Dalia, Martha tidak dapat duduk manis seakan tidak peduli dengan nasib suaminya.

“Mana nomor Dalia? Biar aku yang tegur.”

Martin mengerjap beberapa kali, secara alami memberikan ponsel di tangannya pada Martha agar sang istri bisa mengetahui nomor ponsel Dalia dan menghubungi perempuan itu menggunakan ponselnya. Martin tersenyum takjub. Sejak masalah fitnah itu selesai dan Martha telah membuka blokiran orang tua serta metuanya, dia tidak lagi takut untuk beraksi sesuai porsinya, menunjukkan taringnya dengan jelas agar tidak ada yang mengusik ketenangan dia dan keluarganya.

Martin tidak melarang ketika Martha membawa ponselnya ke kamar, justru makin berdecak bangga karena perubahan istrinya makin menunjukkan sisi positif yang luar biasa.

Dari luar Martin senang Martha kian membaik dan tidak kesulitan untuk berekspresi, meski di dalamnya masih menjadi misteri hingga dia tidak tahu bahwa sang istri tetap kacau tanpa ada obat ampuh yang mampu memulihkannya.